laenatour.com / Haji / Serba serbi Haji / KETIKA HAJI KHUSUS MENJADI PILIHAN

  November, 07 2019

KETIKA HAJI KHUSUS MENJADI PILIHAN


Petang itu, seorang ibu memegangi dua koper sambil duduk di salah satu Plaza Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi. Dia menunggui suaminya yang sedang Shalat Maghrib di Masjid Bandara. Warga Jakarta Timur kelahiran Kebumen (Jawa Tengah) itu baru mendarat dari Jakarta bersama 379 orang jamaah Haji Plus. Wanita berusia 65 tahun itu, sebut saja Y, berangkat ke Tanah Suci melalui sebuah biro perjalanan.

"Saya pilih biro ini karena ingin berhaji dengan cepat, nyaman, dan terjamin keberangkatannya. Kayaknya ndak ada masalah," katanya kepada saya. Ibu Y itu sendiri yang meminta saya mendampinginya di plaza selama suaminya shalat. Dia memilih Haji Plus bukan berarti tak pernah mendaftar Haji Reguler. Dia pernah mendaftar Haji Reguler pada 2004 saat masih menetap di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Karena antrian terlalu lama, dijadwalkan berangkat pada 2016-2017, dia akhirnya mendaftar Haji di Kantor Kemenag Kota Bandung, Jawa Barat. Di Kota Kembang ini, antrian jamaah juga terlalu lama. Akhirnya, anaknya menyarankan agar dia dan suami mendaftar di Jakarta Timur.

Ibu Y kemudian mendaftar Haji Reguler pada 2010. Ternyata, dia dan suaminya masih harus mengantri lama, sekitar lima hingga enam tahun untuk berhaji. Pada 2012 salah satu dari empat anaknya bergabung di sebuah biro perjalanan Haji. Dalam beberapa bulan, tepatnya pada 2013, anaknya tersebut sudah berhaji dan umrah tiga kali. Anaknya kemudian mendaftarkan kedua orangtuanya berangkat Haji melalui biro tersebut. Tak sampai dua tahun, ibu Y dan suaminya yang berprofesi sebagai pengusaha mebel akhirnya bisa berangkat Haji.

"Alhamdulillah, hanya menunggu dua tahun," ujarnya. Sebelum berhaji, sang ibu sempat berumrah bersama 12 anggota keluarganya. Keempat anak-anaknya juga sudah berumrah, rata-rata dua kali. "Ada yang umrah tiga kali," katanya. Sudah lama Ibu Y ingin menunaikan ibadah Haji. Beliau merasa bersyukur bisa berhaji tahun ini tanpa terlalu lama menanti. Sebab, saudaranya yang di Malang, Jawa Timur, harus menanti berangkat Haji pada 2019. Mengenai biaya yang harus dikeluarkan, beliau menyebut Rp 104 juta atau Rp 208 juta untuk dua orang. Baginya biaya sebesar itu sepadan dengan pelayanan yang diterima selama di Arab Saudi.

Salah satu jamaah haji khusus, SOL, mengaku mendaftar lewat ONH Plus untuk mendampingi bapak kandung dan bapak mertuanya yang sudah sepuh. Bapak kandungnya, STJ, sudah berusia 72 tahun, sedangkan bapak mertua, SRJ, berusia 73 tahun. "Kalau mendaftar Haji Reguler, kasihan, bisa menanti lama," ujar warga Jember yang mendaftar Haji melalui sebuah travel. Biaya yang harus dikeluarkan SOL,  Rp 95 juta per jamaah.

SOL mengaku pernah beribadah Haji pada 2003 dan 2008. Saat berhaji bersama istri dan ibu kandung pada 2003, SOL mendaftar pada 2002. Sedangkan, saat berhaji tahun 2008, dia mendaftar pada 2007. "Masih menunggu setahun saja, beda dengan sekarang, daftar tahun ini, bisa berangkat haji pada 2028," ujar SOL yang sehari-hari berprofesi sebagai mubalig (dai) ini.

Salah satu jamaah Haji Plus, YUS, juga mengaku mendaftar sebagai jamaah Haji Plus karena faktor usia beliau yang telah mencapai 70 tahun. "Usia saya sudah 70 tahun. Kalau mendaftar Haji Reguler, terlalu lama, belum tentu saya bisa berangkat Haji. Umur manusia siapa yang tahu selain Allah," katanya.

Selain layanan perjalanan dan pemondokan yang berbeda dengan jamaah Haji Reguler, jamaah Haji Plus juga mendapatkan layanan maktab (pemondokan Haji) spesial, yakni Maktab 111 sampai 116 dan Maktab 75-76 selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina. "Harga paket maktab ini sangat tergantung servis yang diberikan oleh maktab dan jarak maktab ke jamarat (tempat melempar jumrah)," ujar Kepala Seksi Pengendali Penyelenggara Ibadah Haji Plus, PPIH, Cecep Nursyamsi.

Biasanya setiap maktab mengurusi sekitar 2.000-3.000 orang jamaah Haji. Bila satu maktab Haji Reguler berisi 3.000 orang jamaah, maktab untuk jamaah Haji Plus hanya sekitar 2.000-2.200 orang. Sehingga, jamaah Haji Plus tidak berdesak-desakan di dalam tenda-tenda maktab. Demi mendapatkan kenyamanan itu, biaya yang dikeluarkan tiap-tiap jamaah haji khusus berkisar 2.200 riyal-6.000 riyal atau setara Rp 7 juta hingga Rp 19 juta.

Fasilitas yang akan mereka terima beragam, namun tentunya lebih mewah daripada jamaah Haji Reguler. Misalnya, di tenda maktab selama pelaksanaan wukuf, jamaah Haji Plus akan tidur di atas kasur. Untuk paket termahal, biasanya bahkan mendapatkan fasilitas sofa di maktab. Menu makanan pun tentunya akan lebih beragam.

Jamaah Haji Plus tersebut mengeluarkan dana lebih secara beragam untuk berhaji sesuai nilai paket yang ditawarkan Penyelenggara Ibadah Haji Plus. Harga paket Haji untuk Haji Plus LAENA Umrah & Haji, misalnya. Pihak LAENA Umrah & Haji menentukan harga pelayanan Haji Plus mereka sebesar USD 10.450 bagi calon Haji yang mendaftar pada tahun 1441 H (2019/20). Dengan biaya yang tidak murah itu tentu para jamaah LAENA Umrah & Haji akan mendapatkan yang terbaik yang diharapkan akan lebih mempermudah perjalanan mereka selama di Tanah Suci.

Jamaah Haji Plus maupun Haji Reguler merupakan Haji resmi yang telah sesuai kuota yang diberikan otoritas Saudi Arabia untuk Indonesia. Mereka bukan jamaah Haji Non-kuota yang nasibnya bisa jadi tidak menentu selama di Tanah Suci karena tidak berada dalam perlindungan dan perhatian dari pihak-pihak yang memiliki kewenangan dalam mengurus ibadah Haji. Jamaah Haji Plus atau Haji Reguler, semoga mereka semua mendapat Haji mabrur. InsyaAllah, amiin.


Dirangkum dari berbagai sumber.